Mengapa Pembagian CP Menggunakan Sistem Fase Bukan Kelas ?
Sosiologi Info - Berikut pembahasan mengenai Mengapa Pembagian CP Menggunakan Sistem Fase Bukan Kelas ?.
Namun sebelum membaca pertanyaan tersebut, mari pahami dulu penjelasan tentang konsep modul ajar, tujuan pengembangan dan lainnya, yuk baca !
Sekilas Memahami Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Hai hai sobat pendidik, gimana nih kabarnya ? Semoga dalam keadaan yang sehat, kabar baik, dan lancar ya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sobat pendidik lagi pada sibuk nyusun modul ajar? Tapi masih bingun gimana cara menyusun modul ajar yang baik dan benar.
Tenang, sobat pendidik gak usah bingung dan galau atau risau lagi, hehehe nanti udh gak bingung kalau udah di surga, wkwkwk
Piss bencanda ya sobat pendidik dan pembaca setia di blog kami. Nah untuk memulai dasar tentang pemahaman kita terhadap sistem kurikulum baru.
Dalam bidang pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum merdeka. Sobat pendidik pahami dulu apa itu modul ajar.
Dimana guru dalam hal ini sebagai tenaga pendidik membuat sebuah perencanaan tentang bagaimana proses pembelajaran tersebut akan dilakukan.
Nah dalam sistem kurikulum merdeka, perencaan itu disebut dengan modul ajar. Modul ajar adalah merupakan alat atau sarana pembelajaran.
Yang di dalamnya berisikan materi, metode pembelajaran, batasan-batasan, serta cara evaluasi kegiatan pembelajaran yang mana itu sudah dirancang.
Perancangan modul ajar dilakukan secara sistematis dan menarik untuk dapat membantu dalam pencapaian kompetensi siswa, murid, dan peserta didik.
Mengutip dari laman https://guru.kemdikbud.go.id, pada Selasa, 11 Juli 2023, menjelaskan tentang konsep dan komponen modul ajar.
Modul ajar adalah salah satu jenis dari perangkat ajar yang memuat rencana dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dimana ini untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai capaian pembelajaran atau disingkat menjadi CP.
Modul ajar yang digunakan oleh satuan pendidikan, jika menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah.
Maka modul ajar itu dapat dipadankan dengan RPP Plus, kenapa ? Karena modul ajar itu mempunyai komponen yang lebih lengkap dari pada RPP saja.
Kemudian, jika nantinya satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar itu dapat dipadankan dengan RPP.
Selanjutnya, satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, dimana termasuk modul ajar atau RPP.
Dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan siswa, murid atau peserta didik di satuan pendidik masing masing.
Tujuan dan Kriteria Pengembangan Modul Ajar
Selanjutnya mari kita pahami apa tujuan pengembangan modul ajar.
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar yang mana dapat memandu guru melaksanakan pembelajaran.
Dengan demikian guru mempunyai kemerdekaan untuk:
1. Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan dengan karakteristik murid
2. Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid
Kriteria yang harus dimiliki dalam modul ajar yaitu :
1. Esensial
2. Menarik, Bermakna dan Menantang
3. Relevan dan Kontekstual
4. Berkesinambungan
Nah itulah beberapa hal penting tentang pengertian modul ajar dan tujuan maupun kriteria modul ajar.
Mengapa Pembagian CP Menggunakan Sistem Fase Bukan Kelas ?
Berikut jawabannya, yaitu :
Karena sebagai suatu bentuk dalam penyederhanaan yang akan memberi waktu lebih banyak lagi kepada peserta didik untuk menguasai CP.
Hal inilah tentunya tidak bisa terwujud jika pembagian CP dilakukan dengan sistem kelas.
Pemahaman Tentang Capaian Pembelajaran
> Capaian pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas satu fase yakni fase fondasi.
> Capaian pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6 fase yaitu fase A hingga fase F.
Dimana meliputi seluruh mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah ( SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, paket A, paket B, dan paket C).
Fase dan Jenjang Kelasnya
1. Fase A
Kelas 1-2 SD/MI/SDLB/Paket A
2. Fase B
Kelas 3-4 SD/MI/SDLB/Paket A
3. Fase C
Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A
4. Fase D
Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B
5. Fase E
Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
6. Fase F
Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Selanjutnya untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus.
Sedangkan peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.
Demikianlah pembahasan tentang Mengapa Pembagian CP Menggunakan Sistem Fase Bukan Kelas ?, semoga dapat membantu dan bermanfaat ya !
#Disclaimer untuk jawaban di atas
1. Kunci jawaban dari soal pertanyaan yang disajikan di atas tidaklah menjadi jawaban yang mutlak benar 100 persen.
2. Kunci jawaban alternatif diatas hanyalah sebagai bahan bacaan dan referensi saja.
3. Silahkan anda menambah rujukan jawaban dari soal pertanyaan tersebut
4. Tim redaksi tidak bertanggungjawab jika ada kesalahan dalam jawaban yang disuguhkan di atas, silahkan anda gunakan sebagai bahan bacaan saja ya.