5 Contoh Penyimpangan Positif dan 4 Penyebabnya
Sosiologi Info - Apa saja contoh penyimpangan sosial positif yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat sehari hari ?
Lantas, apa saja penyebab dari penyimpangan positif tersebut ? Untuk mengetahuinya mari simak pembahasan berikut dibawah ini ya.
Konsep Penyimpangan Sosial Positif
Penyimpangan sosial positif dapat kita artikan sebagai perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan nilai dan norma.
Tetapi memiliki dampak baik bagi diri sendiri, keluarga, kerabat, atau bahkan sekitar (baca artikel Contoh Penyimpangan Sosial Positif di Zaman Sekarang).
Penyimpangan sosial positif sebenarnya perilaku yang melawan kebiasaan atau konstruksi sosial masyarakat pada umumnya, yang sebenarnya tidak terlalu salah apabila dilanggar.
Misalnya seorang wanita yang bekerja sebagai wanita karir karena berstatus single parent sehingga perlu memenuhi hidup diri dan anaknya.
Dahulu perempuan yang bekerja dianggap “kurang pantas” atau “tidak pantas” karena perempuan dianggap lekat dengan ranah-ranah domestik alias dalam rumah.
Namun kini perempuan tidak hanya bisa bekerja di rumah melainkan juga diluar rumah baik sebagai sekretaris, office girl, administrasi, humas.
Bahkan ada yang bekerja sebagai pengawas lapangan suatu perusahaan. Penyimpangan sosial positif sering mengundang tanya para ilmuwan.
Pasalnya, nilai dan norma disosialisasikan masyarakat sejak individu hidup di masyarakat (sejak kecil). Ia telah melewati proses institusionalisasi dan internalisasi (Soekanto, 2017).
Pertanyaan yang seringkali diajukan ialah penyebab terjadinya penyimpangan sosial positif. Sebelum itu simak beberapa contoh penyimpangan sosial positif di bawah ini.
Ada 5 Contoh Penyimpangan Sosial Positif
Berikut ini contoh dari penyimpangan sosial positif di dalam lingkungan kehidupan masyarakat sehari hari yaitu :
1. Perempuan yang bekerja dan memiliki jabatan strategis di tempat kerjanya.
2. Bekerja dari rumah seperti penulis konten, kreator konten, dropshiper, reseller, dll.
3. Anak-anak/Remaja/pemuda yang sudah bisa menghasilkan uang
4. Datang telat untuk membantu orang lain yang kecelakaan dijalan
5. Melawan bos yang mengajari korupsi dan tidak takut dipecat
Lantas, apa saja kira kira penyebabnya ? simak dibawah ini pembahasan dan penjelasan singkatnya ya.
Ada 4 Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial Positif
Penyebab penyimpangan sosial positif bisa dikarenakan berbagai alasan, akan tetapi beberapa contoh diatas.
Dapat diketahui bahwa penyimpangan sosial positif terjadi karena nilai dan norma yang ada dan berkembang selama ini di suatu masyarakat tidak lagi relevan.
Beberapa penyebab yang penulis bisa berikan adalah sebagai berikut :
1. Nilai dan norma tidak lagi relevan dengan keadaan zaman
Artinya pemikiran masyarakat atau sebagian individu sudah terbuka.
Contoh :
Dulu pendidikan tinggi atau kuliah sangat jarang dilakoni penduduk desa. Namun kini banyak yang menyadari, pendidikan tinggi itu sangat diperlukan.
Orang tua di pedesaan berharap anaknya bisa menempati posisi di tingkat desa/kelurahan.
2. Nilai dan norma tidak berlaku universal.
Artinya suatu perilaku yang dianggap menyimpang dari nilai dan norma di suatu tempat tidak berlaku ditempat lain.
Contoh :
> kohabitasi (tinggal bersama dengan pasangan) di banyak negara eropa merupakan hal yang biasa saja.
Bahkan di Turki yang merupakan mayoritas muslim juga dianggap biasa saja. Berbeda dengan negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia.
Selagi belum ada ikatan yang sah maka hal tersebut dianggap sebagai perbuatan yang menentang nilai dan norma, baik hukum, susila, bahkan agama.
> Tidak datang ronda dan gotong royong di pedesaan akan mendapat perlakuan sinis, sanksi sosial, dll dari masyarakat.
Namun di perkotaan seorang yang tidak datang ronda dan gotong royong bisa membayar denda yang dijatuhkan padanya tanpa mendapat komentar dari tetangganya.
3. Nilai dan norma mengalami perubahan akibat bencana, teroris, atau permasalahan lainnya.
Nilai dan norma yang ada diganti yang baru. Pemahaman yang lama akan mudah dieliminasi apabila nilai dan norma yang baru itu terjadi karena alasan bencana, dsb.
Contoh :
> Penggunaan masker saat berbicara pada orang tua. Dulu seseorang harus melihat lawan bicaranya apalagi jika seorang yang lebih tua.
Kini seseorang bukan hanya memakai masker saat berbicara, tetapi juga menghindari kontak tubuh, menjaga jarak, hingga kadang tak saling menatap agar tidak mengeluarkan droplet.
> Pemuda atau remaja biasanya selalu dimarahi apabila pulang terlalu malam.
Namun jika suatu desa mengalami teror maling biasanya pemuda pun turut serta bergantian ikut ronda dan hal ini kemudian dimaklumi oleh keluarganya dan masyarakat.
4. Nilai dan norma tidak mengakomodir aspirasi individu.
Artinya seseorang yang merasa mampu dan bisa melakukan sesuatu yang dilarang.
Atau belum diperbolehkan padahal ia merasa perlu untuk melakukannya karena keinginan atau pembuktian.
Contoh :
> Bekerja dari rumah seperti penulis konten, kreator konten, dropshiper, reseller, dll.
> Anak-anak/Remaja/pemuda yang sudah bisa menghasilkan uang
Jadi sobat sosiologi.info, sejatinya nilai dan norma juga mengalami perubahan dengan alasan diatas sehingga ia bisa saja diabaikan atau diganti.
Nah perlu diingat juga bahwa ciri sosiologi dalam hal ini yakni non etis, tidak menilai sesuatu atas dasar baik buruk akan tetapi menganalisis dan menjelaskan suatu kejadian.
Perempuan yang bekerja, pekerja yang melakukan aktivitasnya dari rumah, hingga melawan pakem sebenarnya.
Menunjukkan bahwa masyarakat mulai memahami konteks sosial ekonomi budaya dan kehidupan pada masa sekarang. Semoga bermanfaat!
Demikian pembahasan tentang Ada 5 Contoh Penyimpangan Positif dan Ada 4 Penyebabnya di dalam Kehidupan Lingkungan Masyarakat Sehari-Hari.
Penulis Artikel : Sandewa Jopanda
Sumber Referensi bacaan Sosiologi.info :
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers