6 Contoh Pengendalian Sosial Preventif, Represif di Masyarakat
Ada 6 Contoh Pengendalian Sosial Preventif, Represif di Masyarakat.
Sosiologi Info – Apa sih pengertian dari pengendalian sosial ? Lalu apa saja contoh dari bentuk pengendalian sosial yang bersifat preventif, represif di masyarakat ?
Nah ingin tahu jawabannya, yuk simak penjelasan dan ulasannya beserta pembahasan singkat mengenai topik pengendalian sosial tersebut, yuk baca.
Sekilas Mengenal Apa Itu Pengendalian Sosial
Setiap individu yang di dalam kehidupan sosial selalu terdapat alat kontrol atau alat kendali untuk mengendalikan.
Berbagai tingkah laku anggota kelompok sosial agar tingkah laku para anggota tersebut tentunya tetap dalam batas-batas tingkah konformis.
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat perintah dan larangan atas perilaku manusia tersebut sehingga dinamakan dengan pengendalian sosial atau social control.
Lalu bagaimana sifat dari pengendalian sosial tersebut? Untuk itu mari simak ulasan terkait sifat pengendalian sosial yaitu preventif dan represif. Yuk Baca.
Sebelum kita membahas lebih lanjut terkait apa itu pengendalian sosial preventif dan represif.
Alangkah baiknya kita mengenali dulu apa sih pengertian dari pengendalian sosial. Pengendalian Sosial atau social control adalah pengawasan dari kelompok.
Terhadap kelompok atau individu lain guna mengarahkan peran individu atau kelompok sebagai bagian dari masyarakat agar tercipta situasi.
Dan kemasyarakatan sesuai dengan harapan sosial, yaitu kehidupan sosial yang konformis.
Selain itu, mengutip pengertian pengendalian sosial menurut salah satu tokoh sosiologi yakni Robert M, Lawang.
Dia menjelaskan pengendalian sosial sebagai semua cara yang digunakan masyarakat untuk mengembalikan si perilaku penyimpangan pada garis normal atau sebenarnya.
Sementara itu, Karel J. Veeger, melihat pengendalian sosial sebagai sebuah titik kelanjutan dari proses sosialisasi.
Dan berhubungan dengan cara dan metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar bertingkah laku selaras.
Dengan kehendak kelompok atau masyarakat dengan tipe perilaku yang diharapkan tentunya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya pengendalian sosial adalah cara dan proses pengawasan yang direncanakan.
Atau tidak yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku di dalam kelompoknya.
Contoh Pengendalian Sosial Preventif Dalam Masyarakat
Setelah kita memahami apa itu pengendalian sosial, maka munculah pertanyaan bagaimana sifat dari pengendalian sosial tersebut.
Pengendalian sosial mempunyai sifat-sifat yang terdiri dari pengendalian sosial preventif dan pengendalian sosial represif.
Untuk itu, kita akan membahas satu persatu bagaimana sifat dari pengendalian sosial tersebut.
Pengendalian Sosial Preventif merupakan segala bentuk pengendalian sosial berupa pencegahan atas.
Perilaku menyimpang (deviation) agar dalam kehidupan sosial tetap kondusif (konformis).
Kehidupan sosial yang kondusif tersebut akan terealisasikan jika perilaku atau tingkah laku sosial dalam keadaan terkendali.
Dengan demikian, tindakan pencegahan akan terjadinya penyimpangan atau pelanggaran inilah yang nantinya akan membuat kehidupan sosial berjalan secara konformis.
Kemudian, seperti apa contoh dari pengendalian sosial preventif tersebut. Untuk itu, mari kita jabarkan contoh dari pengendalian sosial preventif tersebut.
1. Saat kelas XII melaksanakan ujian simulasi, biasanya siswa akan diliburkan dan belajar di rumah.
Untuk mencegah agar siswa tersebut tidak keluyuran dan bermain, maka guru memberikan tugas pembuatan sebuah proyek karya ilmiah.
Dengan hal ini tentunya siswa akan menghabiskan waktunya secara produktif tanpa keluyuran keluar rumah hanya untuk berhura-hura.
2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah merupakan sebuah wadah.
Agar siswa atau generasi muda tidak terjerumus kepada perilaku yang melanggar nilai dan norma di dalam masyarakat.
3. Saat di jalan ataupun di dekat zebra cross kita melihat polisi yang berjaga-jaga sebagai langkah terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran lalu lintas
Nah, itu adalah beberapa contoh dari pengendalian sosial secara preventif, apakah teman-teman semuanya pernah melakukan sebuah tindakan pencegahan ?
Agar tidak terjerumus kepada tindakan pelanggaran norma. Jika iya, maka teman-teman sedang dalam pengendalian sosial preventif.
Contoh Pengendalian Sosial Represif di Masyarakat
Selanjutnya ada sifat pengendalian sosial represif. Pengendalian sosial represif merupakan bentuk.
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan situasi deviasi (perilaku menyimpang) menjadi keadaan kondusif kembali (konformis).
Oleh sebab itu, pengendalian sosial represif merupakan bentuk pengendalian di mana penyimpangan sosial menjadi kembali normal.
Normal di sini mengacu kepada perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Lantas, apa saja contoh dari pengendalian sosial represif tersebut? Simak ulasan berikut :
1. Seorang guru yang memberikan sanksi kepada siswanya yang bolos belajar atau siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
Karena hal tersebut tentunya sudah mengarah kepada tindakan menyimpang.
Sehingga guru tersebut memberikan sanksi guna siswa tersebut merasa jera dan tidak akan menggulangi perbuatan tersebut.
2. Baru-baru ini polisi menggerebek kediaman salah satu aktris indonesia yaitu Rizki Nazar karena melakukan tindakan menyimpang yaitu penggunaan barang haram.
Yaitu narkoba jenis ganja. Untuk mengembalikan keadaan, polisi melakukan rehabilitasi kepada Rizki Nazar.
3. Polisi menertibkan tawuran antar warga dengan menggunakan tembakan atau gas air mata agar para pelaku membubarkan diri dan tidak membuat kerusakan lebih banyak lagi.
Nah, bagaimana? Apakah sudah jelas perbedaan dari kedua pengendalian sosial tersebut? Itulah Contoh Pengendalian Sosial Preventif, Represif di Masyarakat.
Penulis Artikel : Mahasiwa Sosiologi Universitas Negeri Padang (UNP) Suci Kurnia Putri
Sumber Referensi:
Setiadi, Elly M., and Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman fakta dan gejala
permasalahan sosial: teori, aplikasi dan pemecahannya. Kencana. 2011