-->

Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim : Mekanik, Organik, dan Contohnya

Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim : Mekanik, Organik, dan Contohnya.
Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim : Mekanik, Organik, dan Contohnya

Sosiologi Info - Bagaimana penjelasan teori solidaritas sosial menurut Emile Durkheim ? Ia membagi ada dua solidaritas, yaitu mekanik dan organik.

Berikut ini pengertian dan pemahaman mengenai teori solidaritas mekanik dan organik beserta contohnya di masyarakat.

Penulis : Alumnus Sosiologi Universitas Riau (Unri), Sandewa Jopanda

Fenomena Sosial di Masa Pandemi Covid-19

Virus Covid-19 yang meluas menuntut kita melakukan langkah antisipatif. Langkah tersebut telah pemerintah anjurkan dengan 3M (awalnya).

Hingga saat ini 5M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas). 

Baca Juga : Ada 7 Pengertian Solidaritas Menurut Para Ahli dan Contohnya di dalam Masyarakat

Dimana 3 dari 5 M tersebut berkaitan dengan aspek sosial yakni interaksi masyarakat. Kepatuhan masyarakat tersebut terjadi karena kesepahaman dan kesadaran kolektif. 

Kesadaran kolektif disinggung oleh Emile Durkheim, seorang tokoh sosiologi awal yang lahir di Perancis. 

Kesadaran ini menuntun masyarakat untuk saling percaya dan membantu satu sama lain. 

Konsep inilah yang dikenal dengan solidaritas sosial saat ini. Durkheim (Soedjati, 2008) menyatakan solidaritas adalah rasa saling percaya antara para anggota masyarakat.

Kelompok, atau komunitas yang oleh karenanya menjadi akrab, dekat, bersahabat, saling hormat-menghormati.

Dan menjadi terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya. 

Pada mulanya, gagasan ini muncul dalam The Division of Labour in Society. Pembagian kerja pada masa lampau kurang diperhatikan. 

Masyarakat secara umum menjalani kehidupan yang sama sehingga menghasilkan pengalaman yang sama. 

Beralih pada masyarakat yang lebih kompleks dan maju, ada banyak aktivitas yang berbeda sehingga mereka tidak lagi mendapat pengalaman yang sama. 

Hal inilah yang mengimplikasi perubahan dan perbedaan mendasar dalam struktur masyarakat. 

Dua Solidaritas Sosial Mekanik dan Organik

Durkheim pun membagi dua jenis solidaritas yang terjadi akibat pembagian kerja yang di Eropa dirasakan oleh penduduk kota akibat hegemoni industri. 

Menurut Durkheim ada 2 jenis solidaritas yakni mekanik, dan organik. Berikut penjelasan mengenai 2 jenis solidaritas ala Durkheim, (Ritzer 2012). 

Solidaritas Mekanik dan Contohnya

Solidaritas mekanik adalah kesadaran kolektif yang berlaku disuatu masyarakat yang tanpa protes memenuhi sebuah aturan, norma, atau kepercayaan yang sama. 

Biasanya berkembang di pedesaan yang masih kental akan nilai tradisionalitas. Penduduknya secara umum memiliki suatu pekerjaan yang sama atau nyaris mirip-mirip. 

Solidaritas mekanik membuat suatu komunitas masyarakat menjadi akrab dan erat. 

Sosiolog mengenal kata guyub atau rukun untuk menyebut keakraban yang timbul oleh pelaku solidaritas mekanik. 

Di dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik sistem hukumnya bersifat represif (menekan, menindas).

Misalnya cemoohan dengan maksud mengkoersi perilaku seseorang agar kembali sesuai dengan aturan, mengusir, memukul dan sebagainya. 

Contoh : 

1. Di pedesaan terdapat jadwal ronda yang harus dijalani setiap warganya bergantian. 

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan warga dimalam hari. Warga juga diwajibkan membayar iuran untuk konsumsi peronda.

2. Seseorang yang mangkir berturut-turut tidak ronda akan diberikan teguran, atau sanksi cemoohan dimasyarakat.

Yang kemudian memaksanya untuk menebus kesalahan tersebut selanjutnya. 

3. Apabila menemukan maling, masyarakat lebih sering memukul atau menghakimi sendiri (represif).

Solidaritas Organik dan Contohnya

George Ritzer menjelaskan dalam karyanya (2012) bahwa solidaritas organik lahir dari perbedaan para anggota suatu komunitas, masyarakat, atau kelompok. 

Solidaritas organik terjadi karena adanya tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda. 

Spesialisasi atas aktivitas atau pekerjaan ini menyebabkan pekerjaan yang relatif sempit atau kecil. 

Oleh karenanya ada kemakmuran atau kewajaran dalam kelompok terhadap perilaku kelompok lainnya apabila kurang mematuhi suatu aturan yang juga tidak terlalu mengikat. 

Masyarakat yang menganut solidaritas organik banyak terjadi di perkotaan oleh karena kompleksitas kondisi yang ada. 

Hukuman bagi pelanggar aturan lebih lunak dan bersifat restitutif. Biasanya hanya berupa sanksi, denda, dan sebagainya. 

Hukuman tersebut dimaksudkan sebagai ganti rugi atas perbuatan sehingga dapat dikatakan longgar pagi pelanggar.

Contoh : 

1. Di perkotaan jenis pekerjaan kian kompleks dan beragam. Oleh karenanya masyarakat jarang berkumpul. 

Kondisi tersebut menyebabkan pembagian tugas keamanan seperti ronda bisa tidak teratur bahkan terkadang dilanggar. 

Konsumsi ronda pun secara umum dibeli oleh para peronda sendiri, tidak dari iuran masyarakat.

2. Bagi yang tidak mengikuti ronda biasanya diberikan hukuman ganti rugi misalnya dengan denda 50-100 ribu rupiah. 

3. Meski ada kejadian penangkapan maling di perkotaan, tetapi main hakim sendiri tidak banyak terjadi. 

Masyarakat lebih sukarela menyerahkannya ke petugas berwenang (polisi). Sanksi yang diberikan bisa berupa pemenjaraan.

Banyak kondisi di masyarakat yang bisa dibedah melalui teori ini. 

Secara singkat penulis telah menjelaskan dan memberi contoh supaya dapat dipahami dan dipergunakan oleh para pembaca. 

Salam sosial!

Sumber Referensi:

Soedjati, Elizabeth Koes (2008). Solidaritas Dan Masalah Sosial Kelompok Waria (Tinjauan Tentang Sosiologis Dunia Sosial Kaum Waria Di Kotamadya Bandung). Universitas Widyatama.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !