Ada 5 Teori Penyimpangan Sosial Menurut Para Ahli (Tokoh Sosiologi)
Sosiologi Info - Apa saja teori yang ada untuk memahami perilaku menyimpang atau disebut penyimpangan sosial.
Setidaknya ada lima teori yang bisa kita pahami untuk mempelajari gejala fenomena sosial di kehidupan sehari hari masyarakat.
Bagaimana pembahasan dan ulasannya, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Sekilas Memahami Definisi (Pengertian) Perilaku Menyimpang
Memahami perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial yang dilakukan oleh individu maupun (kelompok) masyarakat.
Pembahasan tema ini berkaitan erat dengan kajian-kajian dalam Sosiologi. Gejala fenomena sosial yang ada pada perilaku.
Baca Juga : Ada 20 Contoh Perilaku Menyimpang di dalam Keluarga
Dan tindakan seseorang di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, tidak sesuai dengan norma dan nilai yang sudah disepakati. Itulah perilaku yang disebut masyarakat sebagai penyimpangan sosial.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkat laku, perubahan.
Atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Baca Juga : Ada 10 Cara Mengatasi Perilaku Menyimpang Remaja, Anak, Siswa, Pelajar, Warga dalam Masyarakat
Kehidupan sehari-hari kita sebagai masyarakat dalam menjalankan aktivitas sosial, dan tindakan sosial dilakukan sesuai dengan norma yang berlaku. Ada batasan-batasan yang diatur dan disepakati bersama.
Siapa yang melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut maka siap-siap sanksi akan menanti sebagai hukumannya.
Definisi lain menyebutkan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat.
Dimana pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (Deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yaitu disebut konformitas.
Perilaku menyimpang merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah dan norma-norma yang berlaku di dalam lingkungan kehidupan sosial masyarakat.
Apa Kata Para Ahli Tentang Perilaku Menyimpang
Kemudian, menurut Robert M Z Lawang, menjelaskan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial.
Dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
Selanjutnya, menurut G Kertasapoetra, mengatakan bahwa perilaku menyimpang suatu perilaku yang diekspresikan oleh seseorang.
Atau sekelompok orang anggota masyarakat yang secara sadar atau tidak sadar, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku. Dan telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
Terakhir menurut James W Van DerZanden menjelaskan perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Walaupun masyarakat berusaha agar setiap anggotanya dapat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai serta harapan masayrakat.
Namun, dalam setiap masyarakat selalu dijumpai adanya anggota yang melakukan penyimpangan tersebut.
Dengan demikian, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah suatu tindakan, perilaku seseorang yang dilakukan tidak lagi sesuai dengan norma, nilai, dan kesepakatan/konsensus.
Adanya norma dan nilai sosial yang dilanggar oleh seseorang individu atau masyarakat, sehingga dipandang rendah atau tercela suatu tindakan/perilaku tersebut.
Selanjutnya untuk memahami apa saja teori-teori penyimpangan sosial yang dikemukakan oleh para ahli atau tokoh (sosiologi). Simak ulasannya dibawah ini.
Teori Teori Penyimpangan Sosial
Pemahaman tentang perilaku menyimpang ini juga harus ada dasar dan pondasi yang diberikan yaitu adanya kerangka teori.
Gunanya untuk lebih mempertajam dan memberikan pondasi dalam menganlisis suatu fenomena sosial atau gejala sosial kemasyarakatan.
Dalam hal ini perilaku atau tindakan sosial yang menyimpang dari norma dan nilai yang berlaku di kehidupan masyarakat sehari-harinya.
Lalu, apa saja teori teorinya ? Berikut dibawah ini penjelasannya, yaitu :
Pertama, Teori Differential Association
Pandangan teori ini menyebutkan bahwa penyimpangan sosial bersumber dari pada pergaulan yang berbeda dimana terjadi melalui proses alih budaya (peralihan kebudayaan).
Menurut Edwin H Sutherland, penyimpangan yang bersumber pada Differential Association (Pergaulan Berbeda). Penyimpangan disini dipelajari melalui proses alih budaya atau cultural transmission.
Selanjutnya, melalui proses belajar, seseorang mempelajari suatu deviant sub-culture atau suatu sub kebudayaan menyimpang.
Kedua, Teori Labeling
Menurut pandangan teori ini seseorang menjadi menyimpang karena adanya proses labeling, pemberian julukan, cap, etiket, dan merek yang diberikan oleh masyarakat.
Dengan demikian, menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan sosial. Karena adanya pengaruh buruk akibat pemberian labeling tersebut.
Selanjutnya, menurut Edwin M Lemmert memberikan pandangan bahwa penyimpangan itu terjadi.
Karena masyarakat telah memberikan cap atau julukan label negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer.
Contohnya seperti pencuri, perampok, penipu, dan lainnya. Ketika seseorang mendapatkan cap/labeling.
Maka kecenderungan untuk mengulanginya lagi perbuatan jahat tersebut, yang menyimpang dari norma dan nilai.
Ketiga, Teori Struktur Sosial Robert K Merton
Menurut pandangan teori ini, penyimpangan yang dilakukan seseorang bersumber dari adanya struktur sosial.
Menurut Merton, terjadi karena perilaku menyimpang itu sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu.
Selanjutnya dalam pemahaman Merton, perilaku menyimpang ini merupakan cerminan dari tidak adanya.
Kaitan antara aspirasi yang ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan struktur sosial untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, akan membuat adanya tekanan kearah Anomi. Teori anomie ini memberikan penjelasan bahwa.
Suatu perilaku menyimpang dapat terjadi, karena sesorang merasa dirinya tidak dikenal atau tidak mudah dikenali.
Misalnya ketika seseorang berada di kerumunan atau tempat asing yang tidak ada yang mengenalinya.
Begitu juga adanya teori kesempatan yang memberikan penjelasan, perilaku menyimpang dapat terjadi karena seseorang merasa.
Mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu (yang menyimpang tidak sesuai lagi dengan norma dan nilai).
Keempat, Teori Fungsi Emile Durkheim
Menurutnya bahwa kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi. Ia menyebut hal ini karena setiap orang berbeda-beda.
Dari satu sama lainnya, seperti tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Lanjut Durkheim, kejahatan itu perlu agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal.
Ada empat fungsi perilaku menyimpang yaitu :
1. Dapat memperkokoh nilai dan norma sosial
2. Dapat memperjelas batas-batasan moral
3. Dapat menumbuhkan adanya kesatuan masyarakat
4. Dapat mendorong adanya perubahan sosial
Kelima, Teori Konflik Karl Marx
Menurutnya kejahatan sangat erat keterkaitannya dengan perkembangan kapitalisme. Ia menyebut teori ini merupakan upaya memahami perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan kekuasaan mereka.
Pendekatan teori konflik ini terhadap penyimpangan yang paling banyak terjadi atau diaplikasikan kepada ranah kejahatan. Meskipun adanya juga digunakan dalam bentuk penyimpangan lainnya.
Nah itulah sekilas memahami apa itu perilaku menyimpang atau penjelasan penyimpangan sosial beserta teori-teori yang digunakan.
Sumber Referensi :
Modul Pembelajaran SMA Sosiologi Kelas X | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolah Menengah Atas 2020 | Penyusun Sri Uji Partiwi, S.Sos., M.Pd
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Antropologi SMA Terintegritas Penguatan Pendidikan Karakter, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017
http://repositori.kemdikbud.go.id/, Sumber Foto : Internet