Cultur Lag atau Ketertinggalan Kebudayaan oleh William Fielding Ogburn

Sosiologi Info – William Fielding Ogburn. Ia mengemukakan beberapa teori, salah satunya yang terkenal mengenai perubahan dalam masyarakat, yaitu Culture Lag. 

William Fielding Ogburn adalah seorang tokoh sosiologi kelahiran Georgia. Ia lahir pada 29 Juni 1886. Wafat di Tallahasse Florida, setelah lulus dari Universitas Penyalur Tekstil, Georgia pada tahun 1905. 

Ogburn kemudian memulai studinya pada bidang sosiologi. Ia adalah seorang profesor sosiologi di sebuah perguruan tinggi di Potland, Oregon. Pada tahun 1927, Ogburn dipanggil ke Chicago untuk mengajar pada sebuah perguruan tinggi dan menerima gelar akademis kehormatan LL.D dari almamaternya dan juga dari Universitas Carolina Utara. 

Ogburn merupakan ilmuan pertama yang melakukan penelitian terinci mengenai proses perubahan yang sebenarnya terjadi. Ia mengemukakkan beberapa teori, salah satunya yang terkenal mengenai perubahan dalam masyarakat, yaitu Cultural Lag. 

Cultural lag (ketinggalan kebudayaan) adalah perbedaan antara tarif kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat. Ia berusaha menunjukkan perbedaan-perbedaan antara teori biologis dengan berbagai teori evolusi tanpa mengesampingkan konsep evolusi secara menyeluruh. 

Konsep-konsep Utama dari William Fielding Ogburn Menurut Ogburn, sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasil yang sebenarnya yaitu organisasi sosial. 

Ia beruaha memberikan pengertian tertentu, walaupun tidak memberi definisi tentang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur kebudayaan yang materil. 

Dan immaterial, dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materil terhadap unsur-unsur immaterial. Ogburn mengusulkan suatu pandangan mengenai perubahan sosial yang didasarkan pada teknologi.

Menurutnya teknologi mengubah masyarakat melalui lima proses, yaitu : Penciptaan (Invensi). Didefinisikan sebagai suatu kombinasi unsure dan bahan yang ada untuk membentuk unsur dan bahan yang baru. Penemuan (Discovery). 

Penemuan diidentifikasi sebagai suatu cara baru melihat kenyataan, sebagai suatu proses perubahan kedua. Kenyataannya sendiri sudah ada, tetapi orang baru melihatnya untuk pertama kali. 

Difusi (Diffusion). Difusi menekankan pada penyebaran suatu penciptaan dan penemuan dari suatu wilayah ke wilayah lain, dapat berakibat besar pada kehidupan orang.

Akumulasi. Dihasilkan dari lebih banyaknya unsur baru yang ditambahkan kepada satu kebudayaan disbanding dengan unsur-unsur lama yang lenyap dari kebudayaan bersangkutan. 

Penyesuain. Mengacu pada masalah yang timbul dari saling ketergantungan seluruh aspek kebudayaan. Ogburn, menemukan penemuan baru yang dinamakan Social Invention, yaitu penciptaan pengelompokan dari individu-individu yang baru atau penciptaan adat-istiadat baru, maupun perilaku sosial yang baru. 

Ogburn memutuskan perhatian pada perkembangan teknologi di masyarakat dan ia menjadi terkenal karena mengembangkan ide mengenai ketertinggalan budaya (Cultur Lag) dan penyesuaian tak terelakkan dari faktor-faktor kebudayaan terhadap teknologi. 

Pemikiran Ogburn tersebut juga dikenal dengan sebutan Teori Materrialis. Teori itu pada intinya mengemukakan : 

1. Penyebab dari perubahan adalah adanya ketidakpuasaan masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku pada masa yang mempengaruhi pribadi mereka.

2. Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat hubungan yang berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain masih dalam keadaan tetap (statis). 

Ogburn, berpendapat keadaan statis dalam masyarakat disebut juga Cultur Lag, dimana ketertinggalan menjadikan kesenjangan antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan yang berubah lambat. Pada akhirnya Ogburn menyimpulkan bahwa teknologi adalah mekanisme yang mendorong perubahan.

Baca Juga Artikel : Contoh Gegar Budaya atau Culture Shock Terbaru