Tokoh Sosiologi Karl Heinrich Marx
Biografi dan teori tokoh sosiologi karl marx. karl marx percaya dalam kapitalisme terjadi keterasingan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri.
Terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama
mengenai pertentangan kelas yang dapat diringkas sebagai “Sejarah dari berbagai
masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas”,
sebagai tertulis dapat kalimat pembuka dari buku Manifesto Komunis.
Lahir dari
keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi,
walaupun begitu ayahnya cenderung menjadi deis, yang kemudian meninggalkan
agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relative
liberal untuk menjadi pengajara.
Herschel pun
mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel seperti juga
leluhurnya adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah
Marx sering dikunjungi oleh cendikiawan dan artis masa-masa awal Karl Marx.
Karl Marx
merupakan pendiri Ideologi Komunis sekaligus merupakan seorang teoritikus besar
kapitalisme, bukan hanya sekadar ekonom, namun juga seorang philosopis,
sosiologis, dan seorang revolusioner. Ia juga merupakan seorang profesor dalam
berbagai ide yang Revolusioner yang menginspirasi pemikir-pemikir lainnya.
Marx beserta
teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan sebuah buku “Das
Kapital” yang isinya kurang lebih tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis
diorganisasikan. Kemudian, disusul buku The Communist Manifesto (1884) yang
berisikan daftar singkat karakter alamiah komunis.
Dimana suprastruktur
yang berfungsi untuk menjaga relasi
produksi yang dipengaruhi oleh historis (seni, literature, musik, filsafat, hokum,
agama, dan bentuk budaya lain yang diterima oleh masyarakat).
Pada tahun 1849
Karl Marx pindah ke London dank arena kegagalan revolusi politiknya pada tahun
1848. Ia mulai menarik diri dari aktivitas revolusioner lalu beralih ke penelitian
yang lebih serius dan terperinci tentang bekerjanya sistem kapitalis.
Pada tahun 1852,
Ia mulai studi tentang kondisi kerja dalam kapitalisme di British Museum. Studi
ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku Capital yang jilid pertamanya terbit
pada tahun 1867, dua jilid lainnya terbit setelah ia meninggal.
Ia hidup miskin
selama tahun-tahun itu, dan hampir tidak mampu bertahan hidup dengan sedikitnya
pendapatnya dari tulisan-tulisannya dan dari bantuan teman-temannya. Dalam
hidupnya, Marx terkenal sebagai orang yang sukar dimengerti.
Ide-idenya mulai
menunjukkan pengaruh yang besar dalam perkembangan pekerja segera setelah ia
meninggal. Pengaruh ini berkembang karena dorongan oleh kemenangan dari Marxist
Bolsheviks dalam Revolusi Oktober Rusia. Ide Marxian baru mulai mendunia pada
abad ke 20.
Karl Marx
percaya dalam kapitalisme terjadi keterasingan (alienasi) manusia dari dirinya
sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti
pada semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri
mereka sendiri.
Hasil keberadaan
pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan kemampuan manusia untuk
memperoleh kebahagian sejati, karena dia menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia
berpendapat bahwa dalan ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan
pribadi dan pengaruh keberadaan pasar pada manusia, sehingga sangat penting
untuk mengetahui hubungan antara kekayaan pribadi, ketamakan, pemisahan buruh,
modal, dan kekayaan tanah antara pertukaran dengan kompetisi, nilai dan devaluasi
manusia, monopoli, dan kompetisi. Fokus kritiknya terhadap masalah ekonomi
klasik adalah tidak memperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan
produksi.
Hasil
dari teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain :
-Masyarakat
feudalisme dimana faktor-faktor produksi beruapa tanah pertanian dikuasi oleh
tuan tanah.
-Pada
masa kapitalisme hubungan antara kekuatan dan relasi produksi akan berlangsung,
namun karena terjadi peningkatan ouput dan kegiatan ekonomi, sebagaimana feudalism
juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalisme pun akan hancur dan
digantikan dengan masyarakat sosialisme.
-Masa
sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung
sisa-sisa kapitalisme.
-Pada
masa komunisme manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau
materi.
Menurut
Karl Marx dalam komoditas dan kelas dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu :
-kaum
kapitalis (borjuis) yang memiliki alat produksi
-kaum
buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja maupun
bahan-bahan produksi.
Teori Konflik
Teori ini
didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan
kelas dalam masyarakat. Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya
teori struktur fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar
teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx.
Pada tahun
1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternative
terhadap teori structural fungsional. Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi
mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya.
Marx tidak
mendifiniskan kelas secara panjang lebar, tetapi ia menunjukkan bahwa dalam
masyarakat, pada abad ke 19 di eropa dimana dia hidup, terdiri dari kelas
pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar.
Kedua kelas ini
berada dalam suatu struktur social hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi
terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus
berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiusness) dalam diri proletar,
yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga.
Ketegangan
hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial
besar, yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah
sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka. (Refrensi: Kompilasi Sosiologi Tokoh dan Teori penyusun Dr Sabarno
Dwirianto, M.Si)